Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Senantiasa Menjaga Niat
Sabtu, 9 Oktober 2021

Khutbah Jumat: Senantiasa Menjaga Niat ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 01 Rabiul awal 1443 H / 08 Oktober 2021 M.

Khutbah Pertama Tentang Senantiasa Menjaga Niat

Setiap manusia diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kekuatan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Setiap manusia diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala keinginan/kehendak. Dengan keinginan itu dia berusaha untuk mengambil sesuatu yang bermanfaat ataukah sesuatu yang tidak bermanfaat untuk hidupnya.

Oleh karena itulah saudaraku seiman, perkara yang senantiasa kita perhatikan dalam hidup yaitu senantiasa menjaga niat kita, menjaga keinginan kita. Karena dari keinginanlah muncul perbuatan. Ketika kita tidak menjaga keinginan, sehingga kemudian keinginan kita pun dicampuri oleh hawa nafsu dan syahwat, sehingga pada waktu itu kita menginginkan sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah ‘Azza wa Jalla, lalu kemudian berubahlah ia menjadi sebuah perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah.

Oleh karena itu gunakan keinginan dan niat kita untuk hal-hal yang baik. Gunakan keinginan dan niat kita untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Siapa yang tidak menjaga niat dan keinginannya, jangan harap dia akan dijaga perbuatan dan amalnya. Tapi siapa yang berusaha menjaga niatnya, maka Allah pun akan menjaga amalnya, bahkan Allah akan menjadikan untuknya orang-orang yang membantu keinginannya tersebut.

Al-Imam Ibnul Qayyim Qayyim menyebutkan bahwa setiap manusia diberikan oleh Allah dua kekuatan; kekuatan yang pertama kekuatan keinginan, kekuatan yang kedua yaitu kekuatan ilmu. Apabila seseorang menginginkan hidayah namun ia tidak memiliki ilmunya, ia tidak akan mendapatkan hidayah. Demikian pula orang yang mengetahui hidayah dan berilmu tentang hidayah namun ia tidak menginginkannya, maka ia pun tidak mendapatkan hidayah.

Kapan seseorang diberikan oleh Allah hidayah? Yaitu ketika ia menginginkan hidayah dan ia pun berilmu tentang hidayah. Lalu kemudian ia berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan. Maka jadilah ia termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah.

Oleh karena itulah setiap manusia bergerak sesuai dengan keinginannya. Ada orang yang mereka melakukan hal-hal yang tidak baik, karena memang hati dan keinginannya tidak baik. Sebaliknya, orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan dan ketaatan, karena memang hatinya dan keinginannya menginginkan kebaikan.

Maka saudaraku, inilah yang harus kita perhatikan betul. Meluruskan niat-niat dalam setiap perbuatan, dalam setiap amal, karena itulah yang paling berpengaruh di dalam amal kita.

Ketika kita pergi shalat tapi tidak meluruskan niat, masuklah kemudian setan di hati kita. Lalu setan pun menggambarkan kepada kita indahnya pujian manusia, sehingga kemudian karena kita kurang sungguh-sungguh menjaga keinginan dan niat, akhirnya kita pun tidak berharap keridhaan Allah, ternyata kita mengharapkan pujian manusia, akhirnya amal kita tidak diterima oleh Allah.

Maka dari itulah saudaraku, bersihkan keinginan dan niat kita dari dua perkara. Yang pertama adalah syahwat, yang kedua adalah syubhat.

Syahwat identik dengan dunia; harta, pujian manusia, tahta dan yang lainnya. Ketika keinginan kita dimasuki oleh syahwat, akhirnya untuk ikhlas pun sangat sulit sekali.

Banyak orang yang beramal shalih, karena keinginan dan niatnya dimasuki oleh syahwat, akhirnya ketika beramal niatnya bukan karena Allah, tapi karena dunia, karena agar diganti di dunia, karena agar rezekinya dimudahkan dan yang lainnya. Sementara Allah mengancam orang-orang yang punya keinginan seperti ini. Allah mengatakan dalam surat Hud ayat 15 dan 16:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ‎﴿١٥﴾‏ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ‎﴿١٦﴾‏

“Barangsiapa yang menginginkan dunia dan perhiasannya, Kami akan memberikan apa yang ia inginkan dari amalnya tersebut tanpa dikurangi. Mereka di akhirat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka, batal amalnya dan sia-sia usahanya…” (QS. Hud[11]: 15-16)

Subhanallah.. Dia capek beramal shalih, dia capek shalat, dia capek baca Qur’an, tapi karena tidak menjaga niat dan keinginannya lalu kemudian niat dan keinginannya dimasuki oleh syahwat dunia. Lalu kemudian ternyata ia membaca Qur’an hanya karena ingin mendapatkan dunia, ingin mendapatkan pujian manusia, ingin mendapatkan luasnya rezeki di dalam kehidupan dunia. Akhirnya ia tidak mendapat apapun dari pahala Allah ‘Azza wa Jalla. Kerugian yang nyata, saudaraku.. Hanya karena kita tidak menjaga niat dan keinginan.

Oleh karena itulah saudaraku, keinginan seseorang sangat dipengaruhi oleh cinta dia. Apabila seseorang sangat mencintai dunia, maka 99% keinginannya hanya ingin mendapatkan dunia. Apabila ia orang-orang yang mencintai akhirat, ia mencintai Allah, mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lebih besar cintanya kepada Allah dari segala-galanya, maka InsyaAllah keinginannya yang terbesar adalah ia mengharapkan ridha Allah semata.

Maka siapa yang berusaha menyelamatkan niat dan keinginan, dia pun akan selamat nanti di akhirat. Allah mengatakan:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ‎﴿٨٨﴾‏ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ‎﴿٨٩﴾

“Pada hari itu tidak akan bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 88)

Mmenyelamatkan keinginan dan niat kita ini sangat penting dalam hidup kita. Lihatlah orang yang pertama kali dibakar dalam api neraka akibat ia tidak menjaga niat dan keinginannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أول الناس يقضى فيه يوم القيامة ثلاثة

“Ada tiga orang yang pertama kali dibakar dalam api neraka…”

Siapa yang pertama kali dibakar dalam api neraka? Apakah mereka orang-orang kafir? Jawabnya ternyata bukan. Yang pertama kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Alim dan Qari’“. Dipanggil si Alim dan Allah bertanya kepadanya: “Apa amalmu di dunia?” Si Alim berkata: “Ya Allah, aku dahulu di dunia menuntut ilmu dan membaca Al-Qur’an semuanya karena Engkau.”

Allah berfirman: “Kamu dusta, kamu dahulu di dunia menuntut ilmu hanya karena ingin disebut ulama. Dan kamu dahulu di dunia membaca Al-Qur’an hanya karena ingin disebut Qari’, dan kamu sudah mendapatkan predikat itu di dunia.” Lalu kemudian ia pun diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka.

Subhanallah, ternyata dia menuntut ilmu tapi tidak menjaga keinginannya, ternyata keinginan terbesar dia dari menuntut ilmu hanya ingin disebut Ustadz, ingin disebut ulama, ingin disebut orang alim. Berakibat akhirnya ia dilemparkan ke dalam api neraka. Ternyata ketika ia membaca Al-Qur’an tidak menjaga keinginan dan niatnya, ternyata ia membaca Qur’an hanya ingin disebut Qari’, hanya ingin disebut hebat bacaan dan hafalannya. Akhirnya ia pun termasuk orang yang pertama kali dilemparkan ke neraka jahanam.

Lihatlah saudaraku sekalian.. Yang kedua -kata Rasulullah- orang yang mati syahid. Bayangkan padahal mati saat itu adalah kematian yang sangat mulia sekali. Tapi akibat tidak menjaga keinginan dan niat, maka Allah berfirman kepada orang tersebut: “Apa amalmu?” Si hamba ini berkata: “Aku berperang di jalan Engkau sampai mati syahid karena Engkau.” Allah berkata: “Kamu dusta. Kamu dahulu di dunia berperang hanya karena ingin disebut pahlawan, dan kamu sudah mendapatkan sebutan itu.” Akhirnya ia pun diseret diatas wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka.

Bayangkan saudaraku, betapa agungnya masalah niat dan keinginan ini.

Maka dari itulah saudaraku, sungguh sangat berbahagia orang yang senantiasa menjaga niat dan keinginannya. Dimana keinginan yang paling besar di hatinya adalah Allah dan kehidupan akhirat, bukan dunia. Dia senantiasa memohon kepada Allah agar dijadikan keinginan terbesarnya adalah keridhaan Allah dan kehidupan akhirat.

Ini dia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon kepada Allah, berdoa kepada Allah agar jangan sampai keinginan terbesarnya adalah dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:

وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا

“Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia sebagai keinginan terbesar kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai puncak pengetahuan kami.” (HR. Tirmidzi)

Sungguh sangat tercela orang yang ternyata keinginan terbesarnya hanya dunia.

Khutbah kedua Senantiasa Menjaga Niat

Maka kewajiban kita saudaraku, senantiasa muraqabah, mengawasi hati dan niat kita. Karena jiwa kita terkadang seringkali berkhianat. Di awal kita ikhlas mengharapkan wajah Allah, tapi di tengah amal ternyata bengkok, malah mengharapkan kehidupan dunia atau pujian manusia. Berakibat akhirnya Allah pun tidak terima amalan kita. Maka sungguh bahagia orang yang senantiasa mengawasi niatnya, orang yang senantiasa meluruskan keinginannya. Setiap kali hendak bengkok dia kemudian luruskan kembali.

Download mp3 Khutbah Jumat Senantiasa Menjaga Niat

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Senantiasa Menjaga Niat” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50840-khutbah-jumat-senantiasa-menjaga-niat/